Pamekasan – Jelang Pilkada 2024, Dr. KH. Kholilurrahman Wafi Pengasuh Ponpes Matsaratul Huda Panempan Pamekasan digadang-gadang maju Pemilihan Bupati (Pilbup) Pamekasan 2024 mendatang. Rabu (6/3/2024).
Kesiapan mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 untuk maju Pemilihan Bupati Kabupaten Pamekasan pada Pilkada 2024 mendatang masih _wait and see_ (tunggu dan lihat). Sampai saat ini pihaknya masih belum mempersiapkan apapun untuk melangkah, mepskipun permohonan dan harapan dari masyarakat sudah disampaikan kepadanya.
“Tapi persiapan belum saya lakukan, karena saya menunggu final dulu. Jadi melihat dulu kebulatan tekad masyarakat, termasuk kebulatan tekad para tokoh-tokoh. Karena terus terang, saya kok rasanya pantang meminta jabatan. Saya pantang meminta jabatan, sehingga dengan demikian saya hanya wait and see,” katanya. Selasa (5/3/2024).
Menurutnya, ketika kebulatan tekad masyarakat itu sudah bisa dilihat dan dirasakan, dan juga kebulatan tekad tokoh-tokoh, baik itu tokoh pesantren kemudian tokoh perguruan tinggi dan juga tokoh penting lain seperti tokoh pengusaha.
“Ketika simpul-simpul dari beliau-beliau itu sudah bulat. Baru kita akan membicarakan langkah-langkahnya bagaimana,” terang KH. Kholilurrohman.
“Yang jelas saya siap untuk memenuhi harapan masyarakat ketika semuanya sudah kelihatan semangat yang besar untuk menjadikan pamekasan yang lebih baik,” tambahnya.
Menanggapi adanya berbagai banner aspirasi dari masyarakat yang menginginkan dirinya maju Pilbup pada Pilkada 2024, ia menceritakan, bahwa ada sekitar tujuh tokoh mendatanginya dan menyampaikan, bahwa masyarakat sudah sangat antusias untuk membuat banner/baliho, yang tujuannya adalah mendorong dirinya untuk maju Pilkada 2024 dengan bahasa ‘kerrong’ (kangen kepemimpinannya).
“Banner itu merupakan satu piranti dari beberapa yang harus dilalui. Bukan berarti yang tidak ada banner itu tidak dikehendaki masyarakat. Sudah saya sampaikan pada mereka (tujuh tokoh) yang datang kesini (rumahnya) agar supaya masyarakat menahan dulu. Karena ketika itu belum ada banner sama sekali, kita meminta masyarakat menahan dulu nanti ditakutkan ada praduga-praduga yang tidak benar yang memang sengaja digulirkan oleh mereka-mereka (oknum-oknum),” jelasnya.
Akan tetapi imbuhnya, ternyata setelah 10 hari di masyarakat setelah kedatangan tujuh tokoh tersebut, ia mendengar kabar bahwa di wilayah Pademawu ada yang membuat banner tentang dirinya. Dan ketika ditanya ke tokoh tersebut mereka mengatakan tidak mengetahui, bahkan kata mereka anggap saja bahwa itu adalah bagian dari aspirasi masyarakat.
“Sehingga silahkan kalau menyampaikan aspirasi. Akan tetapi saya berhak untuk melakukan _wait and see_,” ungkapnya.
“Kita lihat dulu aspirasi itu semakin mengkristal atau tidak. Kalau semakin mengkristal dan bahkan ketika aspirasi mencapai 85 persen, saya menganggap bahwa itu sudah wajib hukumnya untuk saya mengabulkan dan mempertimbangkan aspirasi mereka. Makanya kita lihat dulu,” tambahnya.
Ia juga menceritakan, ketika masih sunyi senyap terkait Pilkada 2024. Kata dia, sekitar dua tahun yang lalu juga ada beberapa tokoh yang memintanya untuk maju.
“Mari kiyai barangkali bapak bisa maju. Bahkan saya katakan ayok lah kita lihat nanti. Barangkali ada tiga nama yang muncul, kita pilih diantara yang tiga, daripada saya harus maju sendiri. Akan tetapi mereka tetap saja seperti itu sehingga kalau nantinya aspirasi ini semakin mengkristal dan menguat, sekiranya layak untuk ditindaklanjuti, maka baru akan tindaklanjuti,” pungkasnya.